Fungsi Drone untuk Kegiatan Militer – Fungsinya tentu saja mengumpulkan data intelijen terkait target yang disasar. Bahkan kini sudah ada drone yang tidak hanya sekadar mengumpulkan slot bet 100 data intelijen, tapi sudah menjadi mesin tempur karena bisa menembak dan mengebom sasaran. Perkembangan di dunia drone akhirnya membuat masyarakat sipil pun bisa mencicipinya.
Endurance Drone
Jika Anda pernah melihat video dari tempat mahjong yang sangat tinggi, kemungkinan itu menggunakan endurance drone. Drone ini memang didesain untuk terbang tinggi, bahkan bisa mencapai ribuan meter dari permukaan tanah. Tak hanya itu, drone ini pun bisa dipakai selama berjam-jam sebelum harus diisi ulang kembali baterainya.
Jenis ini umum dipakai oleh militer atau lembaga lain yang butuh memetakan sebuah wilayah yang luas. Tidak sembarang orang bisa menerbangkan drone ini. Karena hanya mereka yang memiliki izin saja yang bisa menerbangkan sesuatu hingga lebih dari 400 kaki di atas permukaan.
GPS Drone
Sesuai namanya, ini merupakan drone yang selalu terhubung dengan sinyal GPS dari satelit. Keistimewaannya, drone ini bisa kembali ke titik keberangkatan tanpa perlu kita kendalikan. Drone bisa kembali ke titik awal saat mulai kehabisan baterai atau sudah di luar area kendali remote control.
Anda harus memprogram drone ini terlebih dahulu melalui komputer sehingga bisa diatur akan berangkat ke area mana dan kembali ke titik keberangkatannya. Jadi Anda tak perlu repot mengendalikannya karena sudah berjalan secara otomatis.
Namun, agar kemampuan menangkap sinyal GPS bisa berjalan dengan baik, Anda harus menggunakan drone ini dalam kondisi cuaca terang dan tak berawan. Dengan demikian, drone tidak mengalami kendala ketika membaca titik GPS yang sudah diprogram sebelumnya.
RTF Drone
RTF merupakan singkatan dari Ready to Fly. Jadi Anda tak akan banyak menemukan kesulitan untuk menerbangkan drone ini. Keluarkan dari dalam boks, charge baterai sampai penuh, dan Anda pun bisa segera menerbangkannya.
Mengendalikan RTF drone pun relatif mudah, karena memang dirancang untuk para pemula. Bentuknya cenderung mirip dengan quadcopter dalam ukuran kecil sehingga memudahkan mereka yang baru belajar mengendalikan drone.
Nitro-Powered Drone
Drone yang ini agak mirip dengan drone bertenaga bensin. Bedanya, bahan bakar yang digunakan adalah nitrogen cair. Bahan bakar ini merupakan campuran dari nitromethane dan methanol yang cukup untuk menjadi energi bagi drone. Dengan tambahan oksigen yang masuk ke dalam mesin, drone ini mampu terbang dengan mulus.
Tapi hati-hati, drone tipe ini bisa diibaratkan sebagai pemantik api besar karena mengandung nitrogen. Anda harus lebih tenang keluaran macau dan menjauhkan drone dari kemungkinan benturan. Kekurangan drone ini adalah sulitnya mendapatkan nitrogen cair yang dibutuhkan. Namun, daya tahan dan kemampuan terbangnya cukup bisa diandalkan.
Trick Drone
Jika Anda sudah mulai bisa mengendalikan RTF drone, kini saatnya mencoba jenis trick drone. Jenis ini tidak hanya bisa diajak naik-turun atau belok kanan-kiri saja. Tapi bisa melakukan sejumlah trik seperti berputar ke atas dan manuver-manuver menarik lainnya.
Ukurannya tak terlalu besar, panjangnya sekitar 26 cm saja. Beratnya pun hanya beberapa puluh gram. Dilengkapi dengan alat kendali yang cukup user friendly bagi para pemula di dunia drone. Umumnya sudah dilengkapi dengan kamera kecil. Tapi kualitas rekamannya belum HD.
Helicopter Drone
Jika mayoritas drone untuk sipil menggunakan empat rotor baling-baling, helicopter drone justru hanya menggunakan satu mesin saja. Persis seperti yang biasa Anda lihat dalam sebuah helikopter. Penggunaan satu mesin rotor justru membuat jenis drone ini lebih mudah untuk dibuat melayang tetap di satu titik. Menerbangkan drone ini pun relatif lebih mudah dibanding drone dengan empat baling-baling. Begitu pula saat akan menurunkannya. Apalagi dilengkapi dengan landing bar di bagian bawah drone yang sama persis dengan yang ada di helikopter. Drone ini pun memiliki bagian depan, sehingga Anda harus bisa memastikan ke arah mana drone ini akan bergerak secara benar. Untuk urusan kecepatan, drone ini kurang bisa diandalkan.
Photography Drone
Jika kebanyakan drone dibuat untuk merekam video, photography drone didesain untuk mengambil foto. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk membawa kamera digital. Plus sejumlah pelindung di sekitar lensa agar aman dari kondisi cuaca buruk maupun kotoran yang beterbangan.
Drone ini didesain untuk bisa melayang di tempat dengan stabil. Oleh karena itu, Anda bisa memotret objek dengan mudah tanpa terganggu gerakan drone.Alat kendalinya pun selalu dilengkapi dengan satu tombol khusus. Tombol ini terkoneksi dengan shutter di kamera yang menggantung di bawah drone. Bisa dibilang, tombol ini punya fungsi sebagai remote shutter.
Drone ini juga dilengkapi dengan wifi sehingga Anda bisa melihat secara langsung objek yang ditangkap lensa kamera sebelum menjadikannya sebuah foto. Anda bisa melihat objek tersebut melalui layar ponsel atau tablet yang terkoneksi dengan drone melalui jaringan wifi.
Racing Drone
Drone pun ternyata bisa dipakai balapan. Tentu saja jenis drone yang bisa dipakai adalah racing drone. Bentuknya didesain ramping tapi mampu bertahan menghadapi tekanan angin saat berada di atas. Karena dipakai untuk balapan, drone ini lebih mengutamakan kecepatan. Tak heran jika kecepatan drone ini bisa mencapai 70-80 km/jam. Butuh mesin yang tidak biasa untuk bisa menjadikan drone ini bisa dipakai di arena balapan. Agar tidak terjadi bentrokan, setiap drone dipastikan punya frekuensi sinyal yang berbeda. Ini menjadi poin penting karena dalam setiap balapan pasti ada beberapa drone yang terbang secara bersamaan.
Delivery Drone
Dari namanya Anda pasti sudah bisa menebak fungsi dari drone ini. Ya, drone ini bisa dibilang sebagai troli melayang. Mampu membawa sejumlah barang untuk menuju tujuan yang sudah ditetapkan tanpa melalui jalanan. Awalnya, drone ini dirancang oleh perusahaan retail online Amazon untuk mengantarkan barang-barang yang dipesan. Sebuah keranjang yang didesain khusus terletak di bagian bawah untuk menampung barang.
Kemampuan angkat drone ini berkisar 8-13,6 kg dalam satu kali angkut. Lebih dari itu, pasti akan mengalami kesulitan terbang karena beban yang terlalu berat. Kini, delivery drone juga banyak dimanfaatkan pihak militer untuk mengirim logistik ke area yang sulit dijangkau. Bisa juga digunakan untuk mengirim obat-obatan dan bahan penting lainnya ke daerah yang terkena bencana.
Gasoline-Powered Drone
Umumnya, drone menggunakan baterai sebagai sumber energi. Namun, ternyata ada juga drone yang mengandalkan bensin (gasoline) untuk terbang. Drone model ini mampu bertahan lebih lama dibanding drone yang menggunakan baterai. Anda pun hanya perlu menambah bensin jika memang akan menggunakan drone. Untuk beberapa tipe, drone ini mampu mencapai ketinggian yang lebih baik dibanding drone bertenaga baterai.
Meski demikian, Anda harus rajin mengecek kondisi mesin, bensin, dan oli dari drone ini. Untuk memastikan drone tidak mengalami masalah saat berada di atas permukaan tanah. Jangan sampai mesin drone macet sehingga menyebabkan drone jatuh dari ketinggian dan hancur.