TERTINGGAL NYA PENDIDIKAN PEDALAMAN

0
100
  • PENDIDIKAN MASYARAKAT PEDALAMAN DI INDONESIA
    Pendidikan sangat dibutuhkan semua kelompok masyarakat. Meski dengan tujuan yang berbeda, semua kelompok masyarakat , baik yang tinggal di perkotaan maupun masyarakat yang tinggal di desa terpencil, pendidikan sangat diperlukan agar mereka bisa merasakan bagaimana rasa nya mendapat pendidikan yang layak. Pernahkah kalian berfikir bagaiman nasib pendidikan di pedalaman bagaimana fasilitas nya, dan bagaiman cara belajarnya apakah sarana prasarana nya sudah terpenuhi. Ketidak merataan pendidikan di Indonesia membuat seringkali masyarakat di perdalaman sering kali dilupakan. Padahal didalam UUD 1945 sudah diatur.
    Sesuai dengan undang undang 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “ Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Pasal 31 ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai nya”. Pasal 31 ayat 3 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang”. Pasal 31 ayat 4 “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Pasal 31 ayat 5 “ Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
    Makna dari Pasal 31 UUD 1945 tersebut adalah setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa kecuali. Pada kenyataannya, dengan kondisi negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau yang terdiri dari Sabang sampai Merauke belum sepenuh nya mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan layak. Namun di Indonesia, untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualitas sesuai dengan standar nasional saja masih sangat sulit.
    Bisa kalian bayangkan bagaimana guru guru yang mengabdi di sana. Dengan berbekalkan hanya idealisme mereka sebagai pengajar. Dengan imbalan sedikit atau bahkan tidak ada imbalan sama sekali. Tapi yang mereka utamakan adalah ilmu bagi masa depan muridnya. Pengabdian yang mahal harganya , sebab jarang yang kuat menjadi seperti mereka dan tidaklah mudah mnjalankannya, guru guru yang mengabdi ini harus merasakan tantangan tantangan yang berat, bahkan ada yang gugur di medan tugas.

Godaan mereka tak cukup sampai disitu godaan lain bagi para guru pedalaman ini adalah, ketika harus berpisah dari keluarga dan orang tercinta, meninggalkan peradaban dunia yang maju dengan segala fasilitas dan tekhnologi yang memudahkan kehidupan, menuju pedalaman dengan segala suka dan dukanya, yang dirasa para guru guru ini, seperti memasuki dimensi waktu, mundur ratusan tahun yang lalu, kehidupan tanpa listrik, sinyal telepon, internet bahkan sulitnya air bersih.
Berbagai permasalahan pemersalahan seringkali menghambat peningkatkan mutu pendidikan. khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya mewarnai perjalanan pendidikan di Indoensia. Di suatu daerah terpencil inilah pendidikan anak anak masi belum terpenuhi atau terlayani. Angka putus sekolah yang masih sangat sangat tinggi. Juga masalah kekurangan guru inilah masalah masalah yang dialami penduduk yang tinggal di daerah terpencil, walaupun pada sebagain daerah, khususnya daerah perkotaan persediaan guru berlebih. Sarana dan prasarana yangsampai saat ini belum memadai.
Seperti di daerah Sukamandang, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah dan Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah adalah salah satu contoh daerah tertinggal yang masih sangat kurang dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak. Di Sukamandang banyak ditemukan fakta-fakta kekurangan pelayanan pendidikan selama ini. Misalnya kekurangan guru, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, serta biaya operasional pendidikan yang sangat minim. Tidak hanya di daerah Sukamadang dan Luwuk, di daerah pedalaman Mentawai yang masih kental dengan kesukuan mereka, pendidikan masih sangat jauh bagi mereka. Jarak sekolah dengan tempat mereka yang jauh, akses menuju sekolah belum memadai, serta guru yang sulit didapat untuk mengajar di daerah pedalaman tersebut.
Dengan adanya guru guru yang sangat minim saja sudah membuat mereka senang dan bersyukur telah mengenal pendidikan. Walaupun dengan keterbatasan fasilitas dan jauh nya jarak tempuh rumah ke sekolah mereka tetap semangat mendaptkan ilmu ilmu yang di berikan oleh guru guru tersebut.
Sebenarnya disini bukan sepenuhnya salah pemerintah, karena pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk pemerataan pendidikan. Bahkan pemerintah sudah mengirimkan guru guru kesana dan banyak yang dari mereka menolak karena alasan yang berbeda beda. Meskipun di Indonesia banyak masalah pendidikan yang dihadapi, namun kita tidak boleh patah semangat. Karena dengan melalui pendidikan masa depan bangsa ada di mereka.
Dengan demikian, sebagai seseorang yang berada didunia pendidikan, kita tidak perlu merasa putus asa. Itulah sederat fakta-fakta yang menghiasai wajah pendidikan kita di daerah terpencil.

Cane Widya Agustina
Siswa 12 Bahasa dan Budaya di SMAN 1 Kepanjen